Senin, 05 Maret 2018

Unwelcome Love Part 6





Judul: Unwelcome Love
Genre: Romance, Drama

Warning:
Cerita ini hanyalah khayalan absurd-ku semata, semua nama yang digunakan sebagai karakter di Fanfic ini bukan milikku, begitu juga Arirang dan Yusung Group



Part-6: Happiness

Hye Rin masih memasang wajah cemberutnya saat aku tiba parkiran. Aku segera bergegas ke parkiran setelah Yowon mengirim pesan bahwa mereka sudah menungguku. Yowon memang sengaja tidak membawa mobil, karena aku yang memintanya. Tadinya sih aku berniat untuk mengajak Yowon dan Hye Rin jalan-jalan setelah acara pentas seni ini selesai. Tapi melihat suasana hari Hye Rin, aku jadi sangsi dia bersedia untuk kuajak jalan-jalan.

“Hye Rin bilang dia lelah. Bisakah kau mengantar kami langsung pulang ke rumah, Hyun Jae-ssi?”

“Tentu saja”

Setelah aku membuka kunci pintu mobilku, Hye Rin langsung membuka pintu belakang dan duduk disana tanpa berbicara apapun padaku. Aku benar-benar tak paham dengan sikapnya itu? Hye Rin selama ini selalu menghormatiku, ini pertama kalinya aku melihatnya bersikap sangat tidak sopan seperti ini.

Yowon menyusul putrinya untuk duduk di kursi belakang, tampak sangat cemas seolah takut Hye Rin akan bersikap lebih tidak sopan dari sikapnya tadi. Sepertinya hari ini aku harus berperan sebagai supir mereka.

Tak ingin memperkeruh suasana, aku pun masuk mobil dan mengemudikan mobil itu untuk mengantar anak dan istri kakak sepupuku itu untuk pulang ke rumah mereka.

***

Hye Ri tidak berbohong saat mengatakan dia lelah, karena anak itu langsung tertidur setelah setengah jam kami berkendara. Setelah memastikan bahwa Hye Rin benar-benar tidur, aku memilih untuk bertanya pada Yowon mengapa Hye Rin tiba-tiba bersikap tak sopan seperti tadi.

“Yowon-ssi, apa yang sebenarnya terjadi pada Hye Rin? Mengapa dia tiba-tiba berubah sikap?”

“Akh tentang itu… aku juga kurang tahu pasti Hyun Jae-ssi. Tapi sepertinya Hye Rin tidak menyukai karena kau kini sudah menikah lagi”

“Wae?”

“Awalnya aku juga tidak tahu pasti, saat kami memberitahu rencana pernikahan mu pada Hye Rin, dia tampak sangat kecewa, dia bahkan menolak untuk datang ke pernikahanmu dengan alasan harus belajar untuk ujian. Tapi ternyata itu bukan alasan yang sebenarnya”

“Lalu?”

“Hye Rin, tidak mau mengatakannya padaku, dia hanya bilang dia kesal karena kau sudah melanggar janjimu di hari pernikahanku dengan Appanya. Apa yang sebenarnya kau janjikan padanya, Hyun Jae-ssi?”

“Janji?”

Aku mencoba mengingat-ngingat apa yang sebenarnya aku katakan pada Hye Rin 3 tahun lalu. Sedikit demi sedikit aku pun mulai membuka ingatanku tentang apa yang aku dan Hye Rin bicarakan di hari pernikana Lee Yowon dan Go Soo hyung.

Flash back on

Upacara pernikahan Go Soo dan Lee Yowon 3 tahun yang lalu

“Samchoon, apakah ibu kandungku secantik Eomma saat dia menikah dengan Appaku?”

Hye Rin tampak sangat mengaggumi Yowon yang baru saja masuk ke ruangan itu. Yowon terlihat cantik memakai gaun pengantinnya, bahkan terlihat lebih cantik dibanding ketika dia menjadi pengantin untuk pertama kalinya.

“Tentu saja Hye Rin-a. Aku yakin kau akan lebih cantik dari Eomma-mu saat kau menikah nanti”

“Tapi Samchoon, aku sama sekali tidak menyukai semua anak lelaki di kelasku, rasanya aku tidak yakin bisa menikah”

“Tenang saja Hye Rin-a, aku berjanji padamu, akulah yang akan menjadikanmu pengantin, setelah kau dewasa nanti”

Flash back off

“Kau benar-benar mengatakan hal itu pada gadis berusia 10 tahun? Apakah kau tidak sadar secara tidak langsung kau berjanji untuk menikahinya, Hyun Jae-ssi”

“Apa? Aku sama sekali tidak bermaksud seperti itu Yowon-ssi. Maksudku, aku akan membantunya mendapatkan pria yang tepat agar dia bisa menikah”

Aku langsung menyangkal apa yang dituduhkan Yowon padaku.

“Tapi ternyata Hye Rin berpikiran lain kan? Huh! Aku tak bisa membayangkan apa yang akan Go Soo sunbae lakukan jika dia tahu hal ini”

“Apa menurutmu Hye Rin mengharapkan aku menikahinya?”

“Melihat sikapnya hari ini yang tampak sangat kesal saat mendengar tentang Hyun Jin-ssi sebagai istrimu, kurasa Hye Rin diam-diam telah memilihmu sebagai cinta pertamanya”

“Yowon-ssi! Bagaimana bisa kau mengatakan hal itu? Hye Rin itu adalah keponakanku, mana mungkin dia melihatku sebagai lelaki yang dicintainya. Itu sangat tidak masuk akal”

“Aku rasa kau harus mempertemukan Hye Rin dengan Seo Hyun Jin, Hyun Jae-ssi. Mungkin saja dengan begitu akhirnya dia bisa menerima pernikahanmu. Lagipula… bukan kah sudah waktunya kau mengenalkan istrimu pada kami”

Yowon memang tidak salah, setelah 5 bulan pernikahan kami. Sampai saat ini aku memang belum pernah memperkenalkan Hyun Jin dengan Yowon dan Go Soo-hyung secara langsung. Mereka memang sudah bertemu dengan Hyun Jin di acara resepsi pernikahan ku, tapi aku memang sama sekali tidak berniat untuk memperkenalkan mereka.

“Aku pikir itu bukan ide yang baik, Yowon-ssi. Aku takut jika aku mengenalkan Hyun Jin pada kalian, maka aku akan kesulitan melepaskannya saat dia memutuskan untuk pergi dari sampingku”

“Apa melepaskan wanita yang menjadi istrimu sudah menjadi hobimu Hyun Jae-ssi?”

Aku tak tahu bagaimana harus menjawab pertanyaan Yowon.

“Pertama aku, lalu mendiang Ji Hyun, dan sekarang kau juga berniat melepaskan Seo Hyun Jin?”

“Itu sudah menjadi kesepakatan bisnis kami. Aku berjanji akan melepaskan Seo Hyun Jin saat dia bertemu dengan pria yang membuatnya jatuh cinta”

“Lalu kenapa bukan kau saja yang menjadi pria itu, Hyun Jae-ssi?”

“Nde?”

Tentu saja aku mendengar dengan jelas apa yang baru saja Yowon pertanyakan padaku. Menjadi pria yang membuat Hyun Jin jatuh cinta sama sekali tidak ada dalam tujuan hidupku, tapi….

“Akh lupakan saja. Aku sebenarnya lebih penasaran dengan kecanduanmu”

Yowon ternyata memilih untuk mengalihkan pembicaraan, yah sebagai mantan pasangan mengapa juga kami harus membahas hal seperti itu.

“Kecanduanku?”

“Eoh, kecanduanmu pada masakan Seo Hyun Jin-ssi. Seingatku kau bukan tipe orang yang pilih-pilih makanan, tapi setelah menikah dengan Seo Hyun Jin, sepertinya kau jadi tidak berselera pada makanan lain selain masakannya”

“Hmmm kau benar sekali Yowon-ssi. Selain karena rasanya sangat enak, entah mengapa aku selalu merasakan perasaan tenang dan bahagia saat memakannya”

Yowon tersenyum lalu berkata, “Aku pikir itu terjadi karena Seo Hyun Jin pun merasa bahagia saat membuat masakan itu untukmu, Hyun Jae-ssi”

“Begitukah?”

“Eoh, jadi sepertinya kau harus mempertimbangkan sekali lagi untuk melepaskannya di masa depan”

“Aku tidak yakin dengan hal itu, jika dengan melepaskannya adalah yang terbaik untuknya, pada akhirnya aku pasti akan melakukan hal itu”

“Seperti kau melepaskanku 6 tahun yang lalu?”

Lagi-lagi pertanyaan Yowon selalu membuatku tak berkutik. Bagaimana bisa aku menjawab pertanyaan seperti itu? Apakah dia tak pernah tahu, melepaskannya 6 tahun lalu adalah keputusan terberat yang harus aku ambil seumur hidupku.

“Kadang aku bertanya-tanya  apa yang akan terjadi, seandainya kau mencoba mempertahankan pernikahan kita 6 tahun lalu”
 
Yowon mengatakan hal itu sambil melihat pemandangan di luar jendela.

“Apakah akhirnya kau menemukan jawabannya?”

“Hmm… hanya satu hal yang terlintas di kepalaku. Jika saat ini aku masih menjadi istrimu, aku tidak akan pernah bisa menjadi Ibu Hye Rin”

“Dan kau bahagia bisa menjadi Ibu Hye Rin kan?”

“Eoh” Yowon tersenyum lembut, seolah tak ragu untuk menunjukkan perasaan bahagianya.

“Maka ingatlah selalu hal itu Yowon-ssi.  Aku melepaskanmu 6 tahun lalu untuk membuatmu mendapatkan kebahagiaan yang kau rasakan hari ini”

“Nde. Gomawo, Hyun Jae-ssi”

***

Setelah mengantar Yowon dan Hye Rin, aku memutuskan untuk pulang karena terlanjur sudah mengosongkan semua jadwalku di kantor hari ini.

Apartemen yang kutempati bersama Hyun Jin ini, rasanya terasa kosong dan sepi di sore hari seperti ini. Selama aku menempati apartemen ini, jarang sekali aku bisa menikmati suasa sore hari di tempat ini. Hariku selalu sangat sibuk di kantor bahkan di saat weekend.

Jika kupikir-pikir, tempat ini adalah simbol dari kebebasan yang aku dapatkan sebagai imbalan menikahi Seo Hyun Jin. Kebebasan yang akhirnya kembali aku dapatkan setelah aku memutuskan untuk kembali ke rumah orang tuaku 7 tahun lalu.

Memikirkan tentang masa lalu, membuatku teringat pada rasa bersalahku terhadap Lee Yowon, wanita pertama yang membuatku jatuh cinta dan membuatku berjuang keras untuk mendapatkan hatinya. Demi bisa menikahinya aku memilih melepaskan kebebasan yang aku miliki saat aku hidup di luar rumah karena menolak tanggung jawab sebagai Pewaris Yusung Grup.

Seandainya aku tidak begitu egois 7 tahun yang lalu, aku tidak akan pernah melihat Yowon menderita karena merasa terkurung di istana kaca tak kasat mata yang diciptakan ibuku dirumah keluarga kami.

Demi menikahiku, Yowon melepaskan impiannya untuk menjadi pembaca berita. Demi menikahiku, tanpa aku sadari Yowon bahkan memilih melupakan cinta pertamanya karena pria itu malah menyuruhnya untuk menerimaku. Demi menikahiku, keluarga Yowon harus merasa terhina karena perlakukan dan ucapan semena-mena ibuku.

Rasanya sangat ironis, ketika aku mengucapkan janji untuk membahagiakannya saat kami menikah, tapi kenyataannya aku hanya memberikan begitu banyak penderitaan padanya. Saat aku menyadari hal itu, semuanya sudah terlambat.

Yowon sudah terlalu lama berjuang kerasa sendirian untuk bertahan hidup sebagai menantu Yusung Grup. Sementara aku malah sibuk membangun Yusung Grup untuk menjadi lebih besar hanya untuk membuktikan pada Ayahku, bahwa aku bisa membuat Yusung Grup lebih maju meksi tidak menikah dengan salah satu anak gadis relasi bisnisnya.

Itulah mengapa aku merasa tak berhak untuk mempertahankan Yowon disisiku saat dia memintaku untuk melepaskannya karena dia sudah tidak sanggup menanggung beban sebagai menantu keluarga Yusung Grup. Ayah dan Ibuku menentang keras saat aku berniat menceraikan Yowon, karena itu akan menjadi skandal keluarga.

Setelah aku berjanji untuk menuruti semua keinginan mereka, akhirnya Ayah menyetujui keinginanku untuk melepaskan Yowon. Namun ibu sampai sekarang masih membenci Yowon karena dia yang lebih dulu mengajukan gugatan cerai padaku.

Kadang aku tak mengerti pada sikap ibuku. Saat aku mengutarakan niatku untuk menikahi Yowon, dia yang paling menentang keras, hingga selalu mengungkit latar belakang keluarga Yowon yang tidak sepadan dengan keluarga kami dan kerap kali menyinggung perasaan Yowon dan keluarganya. Namun saat Yowon akhirnya memutuskan untuk meninggalkanku, ibuku juga yang paling tidak menyukai keputusan itu.

Aku tak pernah menyesal melepaskan Yowon, karena itu adalah hal terbaik yang aku lakukan untuknnya. Aku pun merasa lega karena pada akhirnya aku bahkan bisa mempersatukan Yowon dengan cinta pertamanya, yang tak lain adalah kakak sepupuku.

***

Aku sedang memeriksa beberapa berkas yang harus aku periksa karena  ketidak hadiranku di kantor hari ini, saat terdengar seseorang mencoba membuka kode apartemen ini dari luar. Aku memeriksa jam tanganku yang kini telah menunjukkan pukul 16.15.Mungkin kah itu Hyun Jin? Pintu apartemen pun terbuka, dan dugaanku sama sekali tidak salah.

“Hyun Jae-ssi? Kau sudah pulang?”

“Akh… hari ini aku meliburkan diri dari kantor, ada acara pribadi yang harus aku hadiri”

“Aaahh… Jadi itu alasannya kau minta dibuatkan bekal makan siang tadi pagi yah?”

Hyun Jin tak bertanya lebih lanjut dan segera ke dapur dengan membawa belanjaan yang dia bawa dan bersiap untuk memasak.

Apakah dia selalu seperti ini setiap harinya? Langsung masuk ke dapur tepat saat dia tiba di apartemen, tanpa jeda istirahat dan langsung memasakkan makan malam untukku.

“Hyun Jin-ssi, mengapa kau tidak beristirahat dulu?”

“Nde?”

Hyun Jin tampak bingung dengan pertanyaanku, namun tak lama kemudian dia memahami maksud dari pertanyaanku.

“Akh, Arirang sangat sibuk hari ini, aku jadi baru bisa pulang untuk membuatkan makan malam untukmu, dan aku harus sudah kembali ke Arirang sebelum jam 6 sore ini”

Aku menghela nafas panjang, kemudian tiba-tiba saja merasa bersalah.

“Jika Arirang sedang sibuk, tidak seharusnya kau memaksakan diri untuk pulang hanya untuk membuatkanku makan malam, Hyun Jin-ssi”

Hyun Jin menoleh ke arahku yang berdiri tak jauh dari dapur,

“Aku tidak merasa terpaksa kok, Aku selalu merasa senang saat memasak untukmu, apalagi jika aku mengingat ekspresi wajahmu yang tampak sangat menikmati masakanku. Aku merasa bahagia melihatnya”

Hyun Jin mengakhiri kata-katanya dengan sebuah senyuman sebelum  akhirnya kembali menyibukan diri untuk mempersiapkan makan malam ku.

Aku jadi teringat pada kata-kata Yowon tadi siang. Apakah itu alasannya mengapa aku selalu merasa bahagia saat memakan masakan Hyun Jin? Karena wanita ini pun merasa bahagia saat membuatkan makanan untukku.

Sungguh, aku sangat senang mendengar Hyun Jin merasa bahagia saat memasak untukku. Tapi tidak untuk hari ini. Sesekali tidak memakan masakan Hyun Jin saat makan malam, kurasa tidak akan membuatku harus masuk Rumah sakit kan? Mungkin aku hanya kehilangan selera makan ku saja untuk malam ini.

Tanpa pikir panjang, aku pun masuk ke dapur dan menghentikan Hyun Jin yang sedang mengambil sayuran dari tas belajaan yang dibawanya tadi. Hyun Jin tampak sangat kaget karena aku memegang tangannya saat berusaha menghentikannya. Saat Hyun Jin menoleh kearahku, wajah kami entah bagaimana menjadi sangat dekat dan mata kami saling menatap untuk beberapa detik. Hyun Jin tampak kikuk dan segara menjauhkan dirinya setelah melepaskan tangannya dariku.

Sesungguhnya aku juga merasa canggung dengan keadaan ini. Kami belum pernah sedekat itu, bahkan saat kami menghabiskan weekend bersama untuk kegiatan Konsultasi membuat menu baru untuk Arirang, kami berdua selalu menjaga jarak dengan baik.

“Apa yang kau lakukan Hyun Jae-ssi?” tanyanya dengan nada kesal

“Hari ini… bisakah kau tidak perlu memasak makan malam untukku?”

Hyun Jin menatapku dengan bingung dan tampak kecewa. Kecewa? Apakah dia harus merasa kecewa hanya karena aku memintanya untuk tidak memasak makan malam untukku?

“Waeyo? Apakah kau mulai bosan dengan masakanku, Hyun Jae-ssi?”

Itukah yang dia pikirkan?

“Bukan begitu Hyun Jin-ssi, hmmm bagaimana yah…. Aku hanya berpikir kau akan sangat lelah jika harus memasak untukku, kemudian harus buru-buru kembali ke Arirang untuk melakukan persiapan jam makan malam”

“Kau mengkhawatirkan ku?”

“Tentu saja, bagaimanapun juga kau itu istriku”

Hyun Jin kembali terlihat kikuk dan canggung. Dia berdehem kecil, lalu bertanya

“Lalu bagaimana dengan makan malammu? Apakah kau akan melewatkannya hingga besok pagi?”

Aku pura-pura berpikir mencari solusi, padahal apa yang akan aku katakan padanya sudah terpikir olehku sejak pertama kali mendengar bahwa dia menyempatkan diri untuk pulang saat Arirang sedang sibuk.

“Bagaimana jika aku mengantarkan mu kembali ke Arirang, dan makan malam disana?”

“Kau yakin?”

“Apakah tidak boleh? Kau bilang aku boleh mampir kapan saja ke Arirang, karena aku adalah salah satu invertor di Arirang”

“Iya sih…. Tapi kan…”

“Sudahlah, jangan terlalu banyak berpikir. Sekarang lebih baik kau menyegarkan diri sebelum aku mengantarmu kembali ke Arirang”

Aku mendorong pelan punggung Hyun Jin dan membimbingnya untuk masuk ke kamarnya. Sebelum masuk kamar, Hyun Jin menoleh padaku lalu berkata,

“Gomawo, Hyun Jae-ssi”

Aku hanya tersenyum pada Hyun Jin dan mempersilahkannya untuk segera bersiap-siap.

***

Selama perjalanan menuju Arirang, Hyun Jin begitu sibuk menerima telpon entah dari siapa. Yang jelas sih, telepon itu pasti berasal dari pegawai Arirang, karena yang dibahas Hyun Jin sejak tadi adalah letak bahan makanan dan perubahan letak penyajian menu dan jumlah tamu yang akan mereka jamu pada acara malam nanti.

“Apakah kau selalu sesibuk itu?”

Pertanyaan itu meluncur begitu saja saat kulihat Hyun Jin menghela nafas lega, pertanda segala semua masalah yang sedang terjadi di Arirang sedikit banyak telah teratasi dengan baik

“Biasanya sih tidak, tapi malam ini Pemilik perusahaan Haemil mengadakan acara ulang tahun pernikahan ke-30 mereka di Arirang”

“Maksudmu Perusahaan Farmasi Haemil?”

“Nde. Apakah kau mengenal mereka?”

“Sedikit” jawabku seadanya

“Hmm…  sebagai perusahaan kosmetik, Yusung Grup pasti sering bekerjasama dengan Perusahaan Farmasi yah?”

“Yah begitulah”

Mendengar nama perusahaan Haemil membuatku jadi tidak bersemangat untuk bertanya lebih lanjut tentang para tamu yang akan di jamu di Arirang nanti malam. Hubungan Yusung Grup dengan Haemil bukanlah sebuah hubungan yang baik, apalagi…. Akh sudahlah, aku hanya bisa berharap semoga aku tidak bertemu dengan wanita itu malam ini. Meski aku yakin dia pasti datang di acara ulang tahun pernikahan orang tuanya.

bersambung ke part 7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkomentar^^ komentar kalian akan selalu menambah semangat menulisku^^