Selasa, 27 Februari 2018

Unwelcome Love Part 3



Judul: Unwelcome Love
Genre: Romance, Drama

Warning:
Cerita ini hanyalah khayalan absurd-ku semata, semua nama yang digunakan sebagai karakter di Fanfic ini bukan milikku, begitu juga Arirang dan Yusung Group

Part-3: Partner Bisnis

15 menit kemudian aku sudah berganti pakaian dan membersihkan make up di wajahku, juga membersihkan pikiranku yang tadi terasa kacau balau karena kesal dan bingung. Kini aku telah memutuskan untuk berbicara padanya. Bagaimana pun juga kami telah mengucapkan janji suci di depan hakim untuk menjadi suami istri. Bahkan jika pernikahan ini tidak didasari dengan cinta aku tidak akan sudi jika dia memperlakukanku seenak hatinya.

Saat aku keluar dari kamar mandi Jo Hyun Jae telah selesai menata makanan di meja kecil yang ada di kamar itu. Lagi-lagi dia memamerkan senyum manis nya padaku. Ya Tuhan, aku sungguh kesal pada pria itu, tapi mengapa dia senang sekali memamerkan senyum tanpa dosa seperti itu padaku? Aku jadi merasa canggung dan semua pertanyaan yang sudah aku pikirkan selama di kamar mandi menguap begitu saja.

“Duduklah, aku rasa kau sangat paham, banyak hal yang harus kita bicarakan, tapi sebelum itu… sebaiknya kita makan malam dulu”

Tidak! Ini sama sekali tidak baik. Jika aku mengikuti keinginannya, maka aku akan menjadi satu-satunya yang kalah. Aku akan berbicara dulu padanya sebelum makan malam, atau akan lebih baik aku sama sekali tidak menyentuh makanan yang dia pesankan untukku. Bagaimana jika dia menaruh sesuatu yang tidak bisa aku makan dan akhirnya hidupku berakhir di hari pertama pernikahanku, aku dengar istri keduanya meninggal karena kecelakaan, dan rumor yang beredar adalah Jo Hyun Jae sendirilah yang menyebabkan kecelakaan itu terjadi.

“Jo Hyun Jae-ssi, aku tidak ingin makan, aku ingin kita langsung bicara saja” Tegasku sambil menatap tajam matanya yang sejak tadi memohon agar aku duduk di kursi yang ada di hadapannya.


Jo Hyun Jae tertawa kecil, seolah apa yang aku katakan adalah lelucon konyol yang tidak seharusnya dia dengar. Apakah dia sedang meremehkanku?

“Apakah kau yakin Seo Hyun Jin-ssi? Kau bahkan tidak menyentuh makanan apapun selama resepsi berlangsung, seharusnya kau sangat lapar saat ini”

“Tentu saja aku sangat yakin, aku sama sekali tidak…” belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku, perut ku yang menyebalkan mengeluarkan bunyi kruyuk yang lumayan nyaring, ayolah… mengapa harus disaat genting seperti ini!

“Lihatlah… bahkan tubuhmu tidak bisa berbohong” katanya lembut, namun aku bisa menangkap nada kemenangan dalam suaranya, sigh! Mengapa situasinya menjadi semakin memalukan seperti ini?

Baiklah, aku akui, aku memang kelaparan, dan aku tidak menyangka jika dia memperhatikan bahwa aku sama sekali tidak menyentuh makanan selama resepsi berlangsung. Bukannya apa-apa, aku memiliki alergi terhadap beberapa bahan makanan, itulah mengapa saat makan di luar aku sebisa mungkin menghindari makanan yang tidak aku pesan sendiri.

“Kemarilah, meski makanan ini tidak seenak masakan Arirang, aku memilihkan menu terbaik yang tersedia di hotel ini”

Terlanjur malu, akhirnya aku berjalan menuju tempat Jo Hyun Jae duduk di depan meja yang sudah terhidang berbagai makanan. Dan aku sangat terkejut saat menatap makanan yang terhidang di meja tersebut.

“Apakah kau sengaja memesankan makanan ini untukku?”

Jo Hyun Jae mengangguk dengan pasti, lalu berkata, “Aku juga menyaksikan proses memasaknya, jadi aku pastikan tidak ada almond ataupun bahan makanan yang membuat mu alergi dalam makanan ini”

***

Setelah menghabiskan makanan yang dipesan Jo Hyun Jae dengan tenang, aku menatap pria yang masih berkutat dengan makanannya. Ada yang aneh dengan pria yang tadi siang baru menikahiku ini, bagaimana bisa dia menunjukkan sikap yang bertolak belakang di hari yang sama? Apakah dia memiliki kepribadian ganda? Sesiangan tadi, saat kami hanya berdua dia mengacuhkan ku, tapi sekarang dia begitu perhatian hingga memesankan makanan khusus untuk ku dan menunggui proses memasaknya.

Jo Hyun Jae berhenti menyuapkan makanan ke dalam mulutnya, sepertinya dia sadar jika sejak tadi aku terus memperhatikannya.

“Apakah aku begitu tampan, hingga kau tidak bisa melepaskan pandangan mu dariku?” pertanyaan itu membuyarkan semua kecurigaann dan dugaan-dugaan yang sejak tadi aku susun di kepalaku. Pria ini benar-benar unpredictable, bagaimana bisa dia mempertanyakan hal yang begitu konyol, disaat kami seharusnya berdiskusi tentang banyak hal.

“Ye?” Aku menghembuskan napas kesal mendengar pertanyaan narsisme nya.

Dia kemudian tertawa kecil melihat reaksiku dan berkata, “Aku hanya bercanda, aku tahu banyak hal yang ingin kau tanyakan, tapi bisakah kau menunggu hingga aku selesai makan, Hyun Jin-ssi?”

Aku menyetujui keinginannya dengan gunamanku dan mengalihkan pandanganku ke arah lain. Sepertinya dia merasa tak nyaman karena aku memperhatikannya sejak tadi. Tanpa banyak bicara Jo Hyun Jae pun kembali menyantap makanannya yang tinggal beberapa suap lagi.

***

“3 pertanyaan”

Tiba-tiba saja Jo Hyun Jae mengatakan hal itu setelah dia selesai makan dan segera membuatku bingung. Aku menatapnya dengan mengerutkan dahi, memberikan kesan bahwa aku tak paham dengan maksud ucapannya.

“Aku memberikanmu kesempatan untuk mengajukan 3 pertanyaan padaku sebelum kita menyetujui kesepakatan tentang pernikahan ini, Seo Hyun Jin-ssi”

Kesepakatan? Akhhh tentu saja… penikahan kami hanyalah pernikahan bisnis, memangnya apa yang aku harapkan selain sebuah kesepakatan. Dan aku akan memastikan jika kesepakatan itu tidak merugikanku.

“Hanya 3 pertanyaan? Padahal aku ingin bertanya tentang banyak hal padamu Jo Hyun Jae-ssi”

“Begitukah?  Aku tidak tahu jika seorang Kepala Koki Arirang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang seorang Jo Hyun Jae. Apakah aku begitu menarik di matamu?”

Mwo? Apa yang salah dengan pria ini sebenarnya? Semua hal yang aku lakukan selalu saja meningkatkan rasa percaya diri nya menjadi sangat tinggi seperti itu? Sepertinya aku harus menghadapinya dengan cara mengikuti apapun kemauannya.

“Baiklah, tiga pertanyaan sudah cukup, daripada kau terus berpikir yang tidak-tidak tentang aku”

“Deal” katanya lalu tersenyum puas

Apa yang harus aku tanyakan lebih dulu? Alasannya tak ingin menemuiku sebelum hari pernikahan? Ataukah tentang sikap nya yang sangat bertolak belakang padaku siang tadi dan sekarang?  Lalu darimana dia tahu tentang alergiku, dan mengapa dia mencoba mencari tahu tentang hal itu padahal dia tidak perlu melakukan hal itu, karena aku tahu sejelas-jelasnya apa tujuan pernikahan ini.

“Jangan terlalu banyak berpikir Hyun Jin-ssi, tanyakan lah apa yang paling ingin kau tanyakan”

Aku mengerjap menatapnya, mengapa dia bisa tahu bahwa aku masih memilih dan memilah apa yang harus aku tanyakan?

“Hmm… Baiklah… pertama, mengapa kau menolak bertemu denganku sebelum hari ini?”

Mendengar pertanyaan pertamaku Jo Hyun Jae memberikan tatapan yang cukup tajam. Aku merasa aura wajahnya langsung berubah seketika, tidak ada lagi kehangatan dan kelembutan seperti saat dia menggodaku dengan sikap narsisnya. Apakah aku salah bicara? Apakah dia tidak akan menjawab pertanyaan itu dan memutuskan untuk langsung membuat kesepakatan denganku?

“Mengapa kau berpikir begitu?” Tanyanya dingin. Mwo? Sekali lagi dia memberikan reaksi tak terduga lainnya. Apakah selama ini aku salah mengambil kesimpulan tentang sikapnya yang jelas-jelas selalu menghindar untuk bertemu denganku.

“Bukankah memang itu yang terjadi? Sejak 3 bulan lalu keluargamu datang ke Arirang untuk membicarakan masalah perjodohan diantara kita, kau selalu menghindar untuk bertemu denganku. Aku sampai heran, jika tidak sudi bertemu denganku, mengapa kau menyetujui pernikahan ini?”

“Itu adalah pertanyaan keduamu. Jadi kau hanya memiliki satu kesempatan lagi untuk bertanya” jawabnya membuatku melongo. Aku benar-benar tak habis pikir ada apa dengan pria ini. Bukannya menjawab pertanyaan ku dia malah sibuk menghitung sudah berapa pertanyaan yang aku berikan padanya. Ayolah…. Bahkan pertanyaan pertamaku belum dijawabnya.

“Terserah padamu, yang penting jawab dulu pertanyaan itu” ketusku pada akhirnya, aku pikir pria ini benar-benar memiliki kepribadian ganda.

Jo Hyun Jae malah tersenyum mendengar nada marah dalam suaraku. Tuh kan! Pria ini benar-benar labil. Dia menatapku lembut dan mulai menjawab pertanyaan pertamaku, “Aku tak ada maksud menghindarimu, namun aku benar-benar sibuk menyelesaikan semua pekerjaan yang akan aku tinggalkan karena aku harus mempersiapkan jabatan baruku di perusahaan setelah pernikahan ini”

Jabatan baru apa yang dia maksud? Tapi aku tidak akan mempertanyakan hal itu padanya, bisa-bisa dia menghitungnya menjadi pertanyaan ketiga. Aku menatap tak puas, apakah itu jawaban yang sebenarnya? Sebenarnya aku masih ingin mendebatnya, tapi aku merasa jawaban itu cukup masuk akal.

“Untuk pertanyaan kedua, hmmm…. Aku rasa kau sudah tahu alasannya mengapa pernikahan ini harus dilakukan. Karena kita saling membutuhkan. Aku membutuhkan seorang istri dan keluargaku membutuhkan dukungan para tetua Arirang agar kakakku bisa terpilih menjadi Menteri Kebudayaan di kabinet tahun depan. Sementara kau ingin mempertahankan kedudukamu sebagai Kepala Koki Arirang, juga menjaga keberadaan Arirang walau pemerintah memberhentikan subsidi dananya untuk Arirang kan?”

Tentu saja aku sangat paham dengan hal itu, lagi pula bukan itu yang tadinya akan menjadi pertanyaan keduaku. Tapi sudah terlanjur, jadi biarkan saja lah. Dan untuk pertanyaan terakhir, aku harus benar-benar mempertanyakan hal ini, sebelum kami membuat kesepakatan tentang pernikahan ini.

“Mengapa kau melakukan ini?” tanyaku sambil menatap piring-piring kosong yang ada di hadapan kami. Jo Hyun Jae mengerutkan keningnya, menandakan dia tak paham dengan pertanyaan terakhirku.

“Melakukan apa?”

“Sengaja memesankan makanan untukku dan memastikan tidak ada bahan makanan yang membuat alergiku kambuh. Aku pikir itu bukan hal yang seharusnya dilakukan oleh seorang pria yang melakukan pernikahan bisnis. Kau bisa saja membuatku salah paham”

Dia mengerling lalu kembali memamerkan senyum tanpa dosanya, “Lalu apakah kau salah paham?” tanyanya penasaran.

“Tentu saja tidak!” Aku menyangkal dengan tegas, mengapa dia malah balik bertanya sih?

“Syukurlah, jika kau tidak salah paham. Karena aku tidak punya maksud lain memberikan mu perhatian seperti ini. Kau adalah istriku, tanggung jawabku selama kita menjalani pernikahan ini. Jadi tentu saja aku harus memastikan keselamatanmu. Aku tidak ingin menghabiskan malam pertama pernikahan kita di Rumah Sakit hanya karena alergi mu kambuh”

Lagi-lagi dia memberikan jawaban masuk akal. Jo Hyun Jae adalah pria yang pandai berkata-kata.

“Bagaimana kau tahu aku punya alergi?” aku kembali bertanya, karena merasa tidak puas

“Seo Hyun Jin-ssi, kesempatan 3 pertanyaanmu sudah habis. Jadi aku tidak akan menjawab pertanyaan itu” jawabnya mengingatkan ku. Sigh, dia benar-benar pintar memahami situasi. Aku menghembuskan napas kasar menandakan aku tidak senang karena pertanyaan ku tidak dijawab.

“Baiklah, giliranmu untuk bertanya” Ucapku akhirnya, aku yakin dia tak mau rugi. Aku sudah mengajukan 3 pertanyaan dan dia pastinya akan melakukan hal yang sama denganku kan?

“Aku tidak bermaksud untuk bertanya apapun. Sebaiknya kita segera membicarakan kesepakatan kita, Partner Bisnis-ku”

Aku menoleh padanya dengan tatapan bingung mendengar kalimat terakhir yang dia katakan. Dia memanggilku apa? Pernikahan kami memang tanpa cinta tapi haruskan dia memanggilku dengan sebutan itu?

“Partner Bisnis?”

***

Aku menatap Jo Hyun Jae dengan bingung sejak dia memanggilku Partner Bisnis. Apa yang sebenarnya dia pikirkan tentang pernikahan ini? Bukan kah dia bilang dia membutuhkan seorang istri? Tapi mengapa dia malah memanggilku dengan sebutan Partner Bisnis?

“Iya Partner Bisnis. Apakah aku salah jika ingin memanggilku dengan sebutan itu, Seo Hyun Jin-ssi?” tanya nya tanpa beban.

“Hmm… memang tidak salah sih hanya saja aku merasa itu tidak etis”

“Lalu kau ingin aku memanggilmu dengan sebutan istriku sayang?” tanyanya lagi-lagi menggodaku. Ya Tuhan, mengapa pria ini begitu menyebalkan

“Hhh… sudahlah aku tidak peduli dengan sebutan apapun kau ingin memanggilku. Cepat katakan kesepakatan apa yang kau tawarkan atas pernikahan ini? Haruskah kita membuatnya dalam sebuah perjanjian tertulis atau semacamnya?” tanyaku penasaran.

“Tidak perlu membuat perjanjian tertulis, pernikahan kita dilakukan untuk memenuhi tujuan masing-masing. Jadi kita hanya perlu saling percaya saja. Aku hanya ingin mengajukan 2 syarat padamu selama kita menjalani pernikaan ini, setelah itu aku akan menyetujui semua syarat yang ingin kau ajukan”

“Apa syaratmu?”

“Pertama, sebagai partner bisnis, aku berharap kita tidak saling mencampuri urusan pribadi masing-masing. Kita hanya harus saling mendukung untuk mengembangkan bisnis kita. Kau dengan Arirang dan Aku dengan Yusung Grup. Kau harus memastikan untuk tetap menjaga nama baik Arirang hingga Kakakku berhasil menjadi Menteri Kebudayaan dan Yusung Grup akan tetap mendukung Arirang secara finansial selama pernikahan ini berlangsung”

Syarat yang aneh, namun itu sama sekali tidak merugikan ku sih malah menguntungkan sebenarnya, aku tetap memiliki kebebasan dan Arirang tidak akan kesulitan untuk mendapatkan biaya operasional per bulan sesuai dengan perjanjian bisnis yang telah disepakati sebelumnya.

Melihatku tidak protes dan mengangguk-angguk saat mendengarkan syarat pertamanya, Jo Hyun Jae melanjutkan mengatakan syarat keduanya.

“Kedua, selama menjadi istriku tugas utama mu adalah membuat ibuku menyukaimu dan tidak mempermalukan nama baik keluarga. Aku rasa tidak sulit bagimu membuat ibuku menyukaimu, ibu sangat memuja masakanmu. Dan tentang menjaga nama baik keluarga…”

Jo Hyun Jae menghela nafas sejenak dan menatapku intens.

“Apakah kau memiliki kekasih sebelum memutuskan menikah denganku?”

“Tentu saja tidak, jika aku memang memilikinya aku tidak akan setuju menikah denganmu” jawab ku apa adanya.

“Baguslah jika begitu, karena aku tidak ingin kau menjalin hubungan dengan pria lain selama kita menikah. Apalagi jika kau melakukannya di belakangku”

Aku berpikir sejenak, rasanya itu bukan hal yang sulit. Aku tidak banyak memiliki teman pria. Sejauh ini hanya Jae Wook Oppa dan Ahn Jae Hyun yang paling sering berinteraksi denganku. Hmmm juga beberapa koki pria di Arirang sih, tapi tentu saja aku tidak memiliki perasaan apapun pada mereka semua.

“Apa kau setuju dengan kedua syarat itu? Jika kau menyetujuinya maka aku akan memenuhi semua syarat yang aku ajukan”

“Kau yakin? Untuk memenuhi semua syaratku?” Aku meragukan tawarannya, apakah dia benar-benar hanya ingin aku memenui kedua syarat itu dan aku bisa mengendalikan semuanya.

“Tentu saja, selama kau memenuhi semua syaratku”

“Baiklah, Aku setuju”

***

Perjanjian kami pun dimulai, tidak secara tertulis, namun atas dasar rasa saling percaya. Tak banyak syarat yang aku ajukan karena aku merasa sudah mendapatkan keuntungan dari syarat yang diajukan untukku. Aku hanya meminta hal yang sama untuk saling menjaga privasi dan berujung pada permintaanku agar kami tidak tidur seranjang. Dengan santai dia berkata bawa Aku tidak perlu khawatir akan hal itu, kami bahkan akan tidur di kamar yang terpisah.

Bagaimana bisa? Ibu mertuaku pasti tidak akan mengijinkannya, itulah yang aku pikirkan. Jo Hyun Jae lalu berkata, “Apakah aku belum mengatakan jika setelah menikah kita akan tinggal di Apartemen?” Itu sangat mengejutkan bagiku. Setahuku Keluarga Yusung Grup sangat ketat dalam masalah ini, Jo Gyu Sung putra pertama mereka sampai detik ini masih tinggal satu atap dengan Tuan Dan Nyonya Jo. Bagaimana bisa keluaga Jo membiarkan putra bungsunya tinggal di luar rumah setelah menikah?

Saat aku mempertanyakan kebingunganku, Jo Hyun Jae mengatakan padaku jika salah satu syarat nya setuju kembali untuk menikah adalah kebebasannya. “Itulah mengapa aku memilihmu, orang yang pasti akan disukai ibuku sehingga aku tidak kesulitan untuk mendapatkan kebebasanku”

Kemudian aku menyadari, Jo Hyun Jae tak lebih dari sekedar memanfaatkan ku untuk mendapatkan kebebasannya. Pria ini benar-benar orang yang selalu memikirkan untung rugi untuk kepetingan pribadinya. Aku jadi berpikir jika aku bukan lagi orang yang bisa dia manfaatkan, apayang akan terjadi dengan hidupku? Apakah akhirnya dia akan membuangku? Aku rasa aku harus memperjelas kapan kami harus mengakhiri kesepakatan ini sebelum dia membuangku saat aku tak lagi Kepala Koki Arirang.

“Jika kita adalah Partner Bisnis, maka kesepakatan kita adalah sebuah kontrak kerja, kapan kontrak ini akan berakhir?” tanyaku tanpa basa basi.

“Berakhir?” Jo Hyun Jae terlihat bingung dengan pertanyaanku, apakah dia tak pernah memikirkan hal itu sebelumnya?

“Sampai kapan kita harus terikat dalam pernikahan bisnis ini? Sampai aku tak lagi menjadi Koki Arirang? Ataukah sampai kau tak bisa memanfaatkanku lagi untuk kepentingan mu?”

Jo Hyun Jae hanya terdiam saat mendengarkan petanyaanku. Apakah aku menyinggungnya? Bukankah aku mengatakan yang sebenarnya? Penikahan ini hanya sebuah perjanjian bisnis, jadi aku memutuskan untuk tidak mempertimbangkan perasaannya disaat aku harus memperjelas segalanya.

“Memanfaatkanmu? Apakah itu yang kau pikirkan tentang alasanku menikahmu?”

“Memangnya bukan? Kau sendiri yang mengatakan jika pernikahan ini hanya pernikahan bisnis demi keuntungan bersama, bahkan kau menjadikanku tameng demi mendapatkan kebebasanmu” dengan merenggut kebebasanku, namun kalimat terakhir itu tidak aku katakan kepadanya, aku tak mungkin membuatnya mengetahui tentang alter egoku sebagai gadis bayangan.

Jo Hyun Jae hanya menghela nafas setelah mendengarkan perkataanku, tidak membenarkan ataupun menyangkalnya.

“Jika memang kesepakatan ini harus berakhir…. Maka itu akan terjadi ketika kau menemukan cinta sejatimu”

“Cinta Sejati?”

Cinta adalah sebuah kata yang asing bagiku, seumur hidupku aku hanya mencintai Arirang dan rela melakukan apapun demi mempertahankan keberadaanya. Meski pernah dua kali bertunangan aku melakukan semuanya demi kepentingan Arirang, aku tak pernah merasakan benar-benar jatuh cinta baik itu pada Jae Wook Oppa ataupun pada Lee Han Wi. Aku tak yakin, apakah suatu hari nanti aku benar-benar bisa mencintai orang lain melebihi rasa cintaku pada Arirang.

“Bagaimana jika aku tak pernah menemukannya?” pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulutku saat memikirkan kemungkinan terburuk yang bisa terjadi.

Jo Hyun Jae menatapku tajam dan dingin, aku tak tahu apa yang sedang dipikirkannya, cukup lama pria itu terdiam hingga akhirnya dia berkata,

“Maka kau harus terjebak bersamaku seumur hidupmu”

Terjebak bersamanya seumur hidupku sama sekali bukan tujuan hidupku, tapi entah mengapa aku tidak bisa mendebat tentang kapan kontrak kami harus berakhir. Mungkin ini yang terbaik, aku sama sekali tak pernah memiliki keinginan untuk menemukan cinta sejati atau apapunlah namanya, aku hanya ingin menghabiskan hidupku di Arirang, dan jika itu bisa terpenuhi dengan terjebak menjadi menantu Yusung Group seumur hidupku, aku hanya akan menerima takdirku.

bersambung ke part 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkomentar^^ komentar kalian akan selalu menambah semangat menulisku^^